Sabtu, 31 Oktober 2009

Hizbullah


PERAN HIZBULLAH DALAM KONFLIK
ISRAEL – LEBANON TAHUN 2006
oleh : bapak sidik jatmika

                                   
Bendera Hizbullah

Hizbullah (Bahasa Arab: حزب الله, "Partai Tuhan") adalah kelompok Islam Lebanon yang terdiri dari sayap militer dan sipil. Kelompok ini didirikan pada tahun 1982 untuk memerangi pendudukan Israel di selatan Lebanon. Bersama Gerakan Amal, Hizbullah adalah partai politik utama yang mewakili komunitas Syiah, kelompok terbesar di Lebanon. Hizbullah dipimpin oleh Hassan Nasrallah[1].
Hizbullah menganut konsep di mana lembaga eksekutif berada di bawah pengawasan ulama.mereka tidak menganut konsep organisasi politik seperti yang lazim dikenal. Hal inilah yang membedakan konsep hizbullah dengan partai, organisasi, gerakan islam lainnya[2].


LATAR BELAKANG KONFLIK
Konflik Israel-Lebanon 2006 adalah serangkaian tindakan militer dan bentrokan terus-menerus di Israel utara dan Lebanon yang melibatkan sayap bersenjata Hizbullah dan Angkatan Pertahanan Israel (Israeli Defence Force atau IDF). Konflik ini berawal pada tanggal 12 Juli 2006, ketika Hizbullah menyerang kota Shlomi di Israel utara dengan rudal Katyusha, kemudian pasukan Hizbullah menyusup ke wilayah Israel. Dalam serangan tersebut, tiga pasukan Israel dibunuh, dua luka-luka, dan dua diculik[3]. Peristiwa ini kemudian berlanjut dengan serangan Hizbullah ke wilayah Israel yang menghasilkan delapan orang tentara Israel tewas dan melukai lebih dari 20 orang[4]. Israel kemudian membalas dengan Operasi Just Reward ("Balasan yang Adil"), yang lalu namanya diubah menjadi Operasi Change of Direction ("Perubahan Arah"). Serangan balasan ini meliputi tembakan roket yang ditujukan ke arah Libanon dan pengeboman oleh Angkatan Udara Israel (IAF), blokade Udara dan Laut serta beberapa serangan kecil ke dalam wilayah Lebanon selatan oleh tentara darat IDF.
Seorang warganegara Indonesia yang bekerja sebagai TKI, Siti Maemunah binti Muhtar Bisri, dilaporkan tewas di Lebanon akibat rudal yang diluncurkan Israel pada 11 Juli[5].


  • Alasan serangan Israel
Israel menyerang Lebanon dengan menggunakan alasan penawanan 2 tentara Israel oleh Hizbullah dalam suatu serangan lintas perbatasan. Hizbullah berencana untuk menggunakan penawanan ini untuk melakukan pertukaran tawanan untuk membebaskan warga Libanon dan Palestina yang ditahan Israel[6]. Israel membalasnya dengan menyerang Lebanon bertubi-tubi. Serangan besar Israel ini mengagetkan Hizbullah, yang sebelumnya memperkirakan Israel akan membalasnya dengan operasi komando untuk balas menculik anggota Hizbullah, seperti yang sebelumnya pernah dilakukan. Menurut wartawan pemenang Pulitzer, Seymour Hersh[7], Israel telah lama mempersiapkan serangan ini atas restu AS, sebagai penjajakan untuk serangan berikutnya ke Iran[8]. Hizbullah membalas kembali dengan meluncurkan roket-roket ke kawasan utara Israel.
- Peta wilayah Israel yang terkena bom roket dari tentara hizbullah
Map showing some of the Israeli localities attacked by rockets fired from Lebanese soil as of Monday 7 August.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert berkata serangan akan dihentikan jika Hizbullah membebaskan 2 tentara Israel. Hizbullah hendaklah menghentikan serangan roket dan pemerintahan Lebanon melaksanakan Ketetapan Majelis Umum PBB 1559, yaitu perlucutan senjata oleh Hizbullah. Israel menuduh Hizbullah telah melancarkan 130 roket dalam waktu 48 jam menyebabkan belasan warga tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Serangan roket Hizbullah ini dilakukan setelah serangan bom Israel ke Libanon.
Perdana Menteri Lebanon Fuad Siniora mengatakan Israel harus mengembalikan wilayah Sheeba Farms kepada Libanon sebelum melakukan pelucutan senjata Hizbullah, mengingat penyebab adanya Hizbullah adalah untuk membebaskan Libanon dari pendudukan Israel[9]. Hizbullah merupakan merupakan organisasi Islam Syiah. Ada yang pro-Suriah dan pro-Iran. Hizbullah mempunyai perwakilan di Parlemen Lebanon dan ada yang menjadi menteri Lebanon.
- Peta wilayah Lebanon akibat serangan roket Israel
Areas in Lebanon targeted by Israeli bombing, 12 July to 13 August 2006.
  • Misi Pembebasan Anggota
Pada 28 Juni 2006, tiga kelompok milisi mengklaim telah menculik Kopral Gilad Shalit berusia 19 tahun untuk mendesak pemerintah Israel melepaskan seribu orang tahanan. Ketiga kelompok perlawanan itu meminta Israel segera menghentikan agresi militernya di wilayah Palestina. Israel yang sejak awal menolak berkompromi melancarkan serangan ke sejumlah kamp milik Fatah dan Hamas. Termasuk beberapa lokasi yang ditengarai pontensial untuk melarikan sang kopral dari tempat penyekapannya di selatan Gaza. Militer menembus masuk satu jam setelah Kabinet Israel memerintahkan angkatan perangnya memperluas wilayah operasi hingga ke Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk menghentikan serangan Hamas dan menyelamatkan sang kopral.
Dalam tujuh malam berturut-turut sejak penculikan tentaranya, Jalur Gaza digempur serangan udara. Israel bersumpah akan meningkatkan aksi militer untuk membebaskan anggotanya. Israel mengancam akan menghabisi para pemimpin Hamasa yang berbasis di Damaskus. Desakan terhadap Suriah untuk bertanggung jawab atas perlindungan militan dilontarkan pada 5 Juli 2006. Dengan sejumlah bala tentara yang masih beroperasi di Jalur Gaza, Israel melebarkan ancamannya terhadap Suriah.
Krisis Timur Tengah semakin memanas setelah sejumlah kelompok militan, termasuk sayap militer Hamas memberi tenggat Selasa (4 Juli 2006) pukul 6 pagi agar Israel membebaskan 1500 orang tahanan Palestina dalam waktu kurang dari 24 jam. Dalam sebuah pernyataan di situs internet, Senin (3 Juli 2006), pejuang Palestina berujar, "Kami memberi waktu kepada para Zionis hingga pukul 06.00 besok pagi, Selasa (4 Juli). Jika musuh tidak merespons tuntutan kemanusiaan sebagai syarat pembebasan tentara seperti yang kami sebutkan dalam selebaran sebelumnya..., kami akan mempertimbangkan untuk mengakhiri kasus itu. Selanjutnya, musuh harus menanggung seluruh akibatnya."
Pejuang Palestina tidak menyinggung akibat apa saja yang harus dipikul Israel jika tidak membebaskan tahanan Palestina. Namun, sejumlah pihak berspekulasi bahwa Shalit akan dieksekusi. Sampai batas waktu yang telah ditentukan, pihak Israel tidak memenuhi tuntutan pembebasan tahanan Palestina tersebut. Di pihak lain, Palestina juga tidak memberikan informasi sedikitpun mengenai kondisi tahanannya apakah sudah meninggal atau masih hidup. "Israel tidak akan mengalah kepada musuh," kata anggota kabinet Israel Roni Bar-On kepada Radio Israel.
Pertempuran sengit terjadi antara Hizbullah dan pasukan Israel di perbatasan Israel-Lebanon sejak 12 Juli 2006 pagi. Pertempuran tersebut pecah setelah kelompok Hizbullah mengklaim menahan dua orang tentara Israel dekat perbatasan Lebanon-Israel. Penangkapan itu diumumkan Hezbollah melalui Al-Manar. Hilangnya dua tentara diakui Kementrian Pertahanan Israel. Pada tahun 2000, Hizbullah juga pernah menahan tiga tentara Israel dan tewas selama operasi. Mayat ketiganya kemudian ditukar dengan sejumlah tahanan Lebanon.
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengirim utusan khusus ke Suriah untuk menemui Presiden Suriah Bashar Assad dan menyampaikan keinginan Turki untuk ikut menjadi mediator penyelesaian krisis.


DATA DAN FAKTA :
Konflik Israel-Lebanon 2006
Data
Tanggal:
Lokasi:
Serangan sayap militer Hizbullah pada sebuah pos penjagaan perbatasan Israel pada 12 Juli 2006 sehingga 8 serdadu Israel tewas dan 2 lainnya ditawan.
Pihak yang terlibat


(netral)
Pemimpin
Israel:
Dan Halutz (ketua dewan jenderal)
Udi Adam (Pemimpin regional)

Lebanon:
Hassan Nasrallah (Pemimpin Hizbullah)
Michel Sulaiman (Tentara Lebanon)
Kekuatan militer (jumlah)
Israel:
70.000 - 90.000
Hizbullah:
3.000 - 10.000
Lebanon:
35.000 - 40.000
Korban
Israel:
52 tewas, 517 luka-luka, 2 ditawan, puluhan ribu pengungsi
Hizbullah:
42-200 tewas
Lebanon:
(Sipil) 481-750 tewas, 480-1100 luka-luka, 800.000 pengungsi
(Militer)23 tewas, 67 luka-luka



















DAFTAR PUSTAKA

Qurani, Ali. 2006. "Rahasia Ketangguhan Hizbullah". Ramala Books, jakarta.
www.id.wikipedia.org/konflikisrael-lebanon
www.atimes.com/atimes/middle_east

www.zeenews.com/znnews/articles

www.theage.com.au/news/world/israel



[1] www.id.wikipedia.org/hizbullah
[2] Rahasia ketangguhan Hizbullah, Hal.16
[3] www.id.wikipedia.org/konflikisrael-lebanon
[4] www.atimes.com/atimes/middle_east
[5] www.kompas.com/ver1/internasional/25july2006
[6]www.english_aljazeera.net/NR?exeres
[7] www.newyorker.com/fact
[8] www.kompas.com/ver1/internasional/14agustus2006
[9]www.guardian.co.uk/israel/story

Tidak ada komentar:

Posting Komentar